Cerita Cinta Sejati : Inilah Yang Dinamakan Cinta - Saya pernah bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah di dunia ini yang namanya cinta sejati itu ada?
Sejoli
yang saling mencintai, bersedia melakukan apa saja untuk orang yang
mereka cintai bukan karena ingin mengharapkan balasan cinta yang sama
dari pasangannya. Melainkan karena ia tahu, inilah yang terbaik yang
bisa ia berikan untuk kekasih yang disayanginya.
---
Di suatu masa terkisahlah
sepasang merpati Geon dan Merri yang saling menyayangi dan mencintai
satu sama lain. Masa muda mereka penuh dengan asmara yang menggebu-gebu,
hingga keduanya tak dapat terpisahkan lagi. Menjelajahi langit biru
bersama-sama, menapaki langkah-langkah kecil mereka di rimbunnya
pepohonan.
Sepasang merpati yang menyayangi, tumbuh dewasa, melewatkan masa-masa indah bersama.
Namun pada suatu ketika, Merri
si merpati betina mengalami kecelakaan saat ia terbang dan terjatuh
dengan kepala lebih dahulu membentur tanah. Meskipun nyawanya masih bisa
diselamatkan namun Merri terluka sangat parah.
Geon yang begitu sangat
mencintai pasangannya ini, tak sedikitpun pernah meninggalkan sisi
Merri. Dirawatnya dengan penuh cinta kasih, berharap suatu saat
kekasihnya bisa kembali membuka mata, menemani dirinya bersenda gurau,
mengarungi masa tua hingga maut memanggil dalam tidur yang tenang di
rumah kecil mereka.
Tiap hari dia berdoa untuk kesembuhan Merri, asalkan kekasihnya bisa sembuh ia rela melakukan apa saja.
Tak disangka, Merri akhirnya
kembali sadar. Betapa bahagianya Geon mengetahui hal ini. Tak di
pedulikannya apapun yang terjadi, ia terus mengucap syukur, bersenandung
riang meskipun ia tahu ketika Merri kembali tersadar dari sakitnya, ada
sesuatu yang kini telah berbeda pada merpati betina itu.
Tahun berlalu...
Suatu hari dikala Geon tengah
dalam perjalanan ke rumah, sayapnya tergores ranting pohon, hingga ia
harus berobat. Setibanya di tempat dokter Owlie, ternyata ruangan
praktek si burung hantu ini penuh dengan pasien-pasien lainnya. Beberapa
perawat terlihat melayani antrian pasien. Geon melirik jam dinding yang
terpasang di tiang kayu dekat tempatnya berdiri. Jam setengah satu.
'Sebentar lagi waktu makan siang' pikirnya. Namun kesibukan masih saja berlanjut di ruangan itu.
Seorang perawat yang baru saja
selesai memasang perban di kaki salah satu pasien, memperhatikan tingkah
laku Geon yang terlihat gelisah.
"Tuan, bisakah saya mencoba memeriksa luka anda?" sapanya pada Geon.
Seketika wajah merpati itu
menjadi cerah. Dan perawat itu pun mulai memeriksa keadaan sayap Geon
yang ternyata tidak begitu parah, hanya perlu sedikit diberi pengobatan.
Perawat yang kini mulai memasang perban mencoba memulai percakapan.
"Anda terlihat sangat gelisah, Tuan. Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiran anda?"
"Oh, sesungguhnya tak ada yang tengah menggangguku. Hanya saja aku memang tengah mengejar waktu." jawab Geon.
"Sebuah pertemuan penting rupanya menunggu anda?" tanya si perawat lagi.
Diceritakanlah tentang keadaan
istrinya, Merri, yang sampai hari ini kondisinya belum juga pulih total
semenjak kecelakaan bertahun-tahun yang lalu hingga ia masih harus terus
dirawat di pondok perawatan hewan.
"Dan setiap hari aku menjenguknya untuk menemani istriku makan siang." tambah Geon pelan.
Perawat yang masih muda ini
memandang Geon dengan pandangan kagum. "Begitu rupanya...", "... tapi
apakah istri anda akan merasa sangat kecewa apabila untuk kali ini saja
anda tidak datang menjenguknya?"
Geon menggeleng pelan sembari mencoba mengepak-ngepakkan sayapnya yang kini telah terbalut perban putih.
"Merri tidak lagi mengenaliku...
Kecelakaan itu mengakibatkan fungsi otaknya melemah, tak tersimpan
sedikitpun memori tentang diriku atau bahkan lingkungan sekitarnya. Saat
ini benaknya bagaikan sebuah ruang kosong...", "... begitulah kata
dokter yang menangani kasus Merri."
Penuh rasa terkejut si perawat
kembali melontarkan pertanyaan, "Dan meskipun begitu anda tetap setia
mendampingi dan mengunjunginya meskipun beliau tidak lagi mengingat
tentang anda?"
"Merri, mungkin tidak lagi
mengenal siapa diriku ini. Tapi aku tetap mengenalinya sebagai kekasih
yang sangat aku cintai..." dengan tersenyum Geon mengucapkan terima
kasih untuk perawatan yang di dapatnya, dan dia pun pamit meninggalkan
si perawat yang tak lagi hanya memandang Geon penuh rasa kagum,
melainkan takjub dengan besarnya cinta kasih yang dimiliki Geon.
Sosok merpati cinta...
---
Tapi bukankah cerita di atas hanyalah sebuah fabel? Dongeng belaka yang bisa dituliskan oleh siapapun. Sama sekali tak bisa dijadikan contoh untuk kita dong.
Baiklah... :)
Kalo begitu bagaimana dengan kisah cinta Bapak B.J. Habibie kepada almarhumah istrinya Ibu Ainun?
Kisah cinta fenomenal dimana
seorang pria yang tak pernah meninggalkan sisi sang istri dimasa
sakitnya. Tetap setia mendampingi Bu Ainun melawan sakit yang dideranya.
Seorang suami yang mengantarkan kepergian sang istri tercinta menghadap Khalik dengan kata-kata indahnya
“Saya dilahirkan untuk ibu Ainun, dan ibu Ainun dilahirkan untuk saya,”
Akankah kita juga menemukan cinta sejati seperti ini?
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SOBAT
Judul: Cerita Cinta Sejati : Inilah Yang Dinamakan Cinta
Ditulis oleh : Tim Cerita Motivasi Group
Anda sedang membaca artikel Cerita Cinta Sejati : Inilah Yang Dinamakan Cinta. Artikel ini dilindungi oleh hak Cipta kami dari www. myfreecopyright.com. Jika ingin mengutip, harap memberikan link aktif dofollow ke URL http://cerita-motivasi-inspirasi.blogspot.com/2012/10/cerita-cinta-sejati-inilah-yang.html. Jika Tidak akan diproses hukum oleh DMCA Takedown dan berakibat buruk pada blog sodara . Terima kasih atas Perhatian saudara serta Terima Kasih telah berkunjung di blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar